Saya lebih baik membicarakan cinta, budaya dan kesenian. Daripada aku harus membicarakan Politik, Idealisme dan Paham-paham lainnya.
Karena aku sadar, aku di lahirkan di dalam sebuah negara dan tanah yang kaya akan khasanah Budayanya, mulai dari pakerti dan filosofinya.
Saya tidak akan banyak membicarakan sebuah ekspetasi tunggal yang hanya berujung pada sebuah kepentingan-kepentingan.
Mendasari aku hanyalah seorang rakyat jelata kawulo alit, yang daripada pemahaman aku Cinta Nasional dan Nusantara Indonesia itu harus berakar dari cinta atas seni dan budayanya sebagai salah satu warisan leluhur.
Ketika sebuah tradisi menjadi sebuah bab tata krama.
Ketika sebuah langgam bahasa menjadi sebuah alat pemersatu bahasa hati.
Ketika sebuah langgam bahasa menjadi sebuah alat pemersatu bahasa hati.
Saya tak perlu menjadi di barisan depan, mengingat terlalu berbagai orang yang ingin terlihat di depan.
Saya hanya ingin menulis sebagai wujud cinta aku kepada kehidupan saya
Saya hanya ingin bernyanyi sebagai wujud rindu aku kepada harmoni kedamaian
Tidak lebih dan tidak kurang.
Saya hanya ingin bernyanyi sebagai wujud rindu aku kepada harmoni kedamaian
Tidak lebih dan tidak kurang.
Di situlah aku sudah sangat menemukan arti kebahagian.
Untuk kesudahannya dapat mendapat lebih kesempatan, itu hanyalah alasannya yakni Kuasa Allah yang Maha Esa.
Pantaskah kita membicarakan sebuah arti nasionalisme jikalau kita sendiri lupa akan budaya bangsa kita dan keseniannnya, bahkan menyentuhpun tidak.
Lalu dasarnya apa?
Mengingat Bapak Bangsa kita sendiri Ir. Soekarno (Presiden RI yang I) sangat menyayangi kesenian bahkan wayang.
Saya pikir aneh, atau aku sendiri yang kentir .....???
Kita membicarakan nasionalisme tapi tak pernah menyentuh bahasa hati kebudayaan, kebudayaan yang ibarat apa?
Budaya yang lahir dari cipta, rasa atau karsa kah?
Itu yang sedang bergelut dalam pikiran saya.
Ketika berbagai elemen membicarakan Saya Indonesia. Ya kita memang Satu yakni Satu Tumpah Darah Indonesia.
Untuk itu kenalilah Budayanya, minimal kita paham dan mengerti.
Sangatlah lucu dan keblinger, dikala kita mengucapkan Aku Indonesia. Tetapi dikala kita menjawab sebuah pertanyaan Tari Lilin berasal dari mana? kita Jawab dari Papua.
Mari kita renungkan bersama, benar apa salah jikalau kita sebagai generasi bangsa tak cukuplah hanya mengandalkan sebuah kepandaian saja, tapi imbangilah dengan wawasanmu atas kebudayaan bangsamu, daerahmu dan asalmu sebagai muara menuju Bhineka Tunggal Ika berlandaskan Iman tentunya.
Tag :
Artikel
0 Komentar untuk "Cinta Tanah Air"
Note: Only a member of this blog may post a comment.