Sejarah Ketupat

Thursday, June 21, 2018

Bagikan :

Tweet

Konon yakni Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu: bakda Idulfitri dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sehabis Lebaran.

Arti Kata Ketupat.

Dalam filosofi Jawa, ketupat mempunyai makna khusus.
Ketupat atau KUPAT merupakan abreviasi dari:

NGAKU LEPAT dan LAKU PAPAT.
Ngaku lepat artinya MENGAKUI KESALAHAN.
Laku papat artinya EMPAT TINDAKAN.

NGAKU LEPAT.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

LAKU PAPAT.

1. LEBARAN.
2. LUBERAN.
3. LEBURAN.
4. LABURAN.

LEBARAN
Sudah usai, menunjukan berakhirnya waktu puasa. 

LUBERAN
Meluber atau melimpah, seruan beramal untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah.

LEBURAN
Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis alasannya yakni setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

LABURAN
Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa dipakai untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya insan selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT
Kenapa mesti dibungkus JANUR? 

Janur, diambil dari bahasa Arab "Ja'a nur" (telah tiba cahaya).
Bentuk fisik kupat yang segi empat menyerupai HATI manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti 

KUPAT YANG DIBELAH,
niscaya isinya putih bersih,
hati yang tanpa iri dan dengki.

Kenapa?
Karena hatinya sudah dibungkus CAHAYA (ja'a nur). 

LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita KUBUR/TUTUP YANG RAPAT.
Kaprikornus setelah ngaku lepet, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, supaya persaudaraan semakin bersahabat mirip lengketnya KETAN DALAM LEPET.

Tag : BUDAYA DAN SEJARAH