tentang sejarah kehidupan di tanah jawa

Mengapa Negara Kita Berjulukan Indonesia? Bab 3

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya, Earl menegaskan bahwa sudah datang saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk mempunyai nama khas (a distinctive name). 


Sebab nama Hindia tidaklah sempurna dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: “… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians”.

Earl sendiri menyatakan menentukan nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia). Sebab Malayunesia sangat sempurna untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia dapat juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maladewa.

Earl beropini juga bahwa bahasa Melayu digunakan di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak menggunakan istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Richardson Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, alasannya yaitu istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan.

Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan abjad u digantinya dengan abjad o biar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam goresan pena Logan:

“Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”.
Ketika mengusulkan nama “Indonesia”, agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak ketika itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang berjulukan Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 hingga 1880.


Selanjutnya...

sumb
0 Komentar untuk "Mengapa Negara Kita Berjulukan Indonesia? Bab 3"

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Back To Top