tentang sejarah kehidupan di tanah jawa

Perjanjian Antara Pajajaran Dengan Portugis


Perjanjian antara Syanghyang Surawisesa (Raja Pajajaran) dengan Henrique Leme (Portugis)

Tahun 1522 Jorge de Albuquerque kapitan kota Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadap Syanghyang Surawisesa, bertujuan untuk memperoleh proteksi mereka dalam peperangan yang berlangsung dengan orang Islam dan untuk memperkuat korelasi dagang, orang Portugis diberi hak untuk membangun sebuah Benteng dan dijamin bahwa mereka boleh memuat lada sejumlah yang mereka kehendaki. 

Selain itu Raja pun berjanji menunjukkan 1.000 karung lada setiap tahunnya kepada Raja Portugal mulai hari dibangunnya benteng tersebut. Perjanjian tersebut dibentuk secara tertulis. Tiga orang menteri setempat turut ambil bab dalam pembicaraan tersebut: "Mandari Tadam, Tamungo Sague de Pate dang Bengar syahbandar setempat". 

Atas perintah Raja mereka mengantar Leme ke tempat yang akan dibangunnya Benteng tersebut, disebelah kanan muara sungai, dikawasan yang dinamai Calapa. Disana orang Portugis mendirikan padrao. 

Selanjutnya Leme pulang ke Melaka. Albuquerque menilai hal itu sangat penting dan meminta persetujuan Raja Portugal Joao III, Raja Portugal menyetujuinya dan mempercayakan pelaksanaanya kepada Fransisco de Sa yang berangkat dengan armada yang dipimpin oleh Vasco de Gama, wakil Raja di India yang baru.
0 Komentar untuk "Perjanjian Antara Pajajaran Dengan Portugis"

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Back To Top